STRATEGI AGAR IMAN TETAPKOKOH - mengumpamakan iman yang kuat seperti pohon yang akarnya menghunjam
ke bumi, cabangnya menjulang ke langit, berdaun lebat, dan selalu berbuah.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
(Laa Ilaha Illallah) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke atas langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya selalu ingat.” (Q.S. Ibrahim 14 : 24-25)
Agar pohon tetap subur dan kokoh, perlu dipelihara dengan memberinya air yang
bagus dan pupuk yang berkualitas. Iman pun demikian, harus dirawat dan dipupuk.
Di antara strategi agar iman tetap dalam keadaan kokoh yaitu,
1. Muhasabatunnafsi
Melakukan introspeksi diri. Mengidentifikasi apa saja kekurangan,
kelemahan, dan kealfaan kita, lalu memperbaikinya dengan sungguh-sungguh.
Apabila melakukan amal keburukan, cepatlah bertaubat dengan memperbanyak
istighfar yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan berbagai amal
kebajikan yang ridoi.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada sesungguhnya Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hasyr/59: 18).
2. Riyadhah Ruhiyah
Latihan membiasakan melakukan amalan-amalan sunnah seperti shaum
sunah, shalat Dhuha, Shalat Tahajud, Shalat Witir, dan amalan–amalan sunah
lainnya yang berfungsi untuk menyuburkan ruhiyah, sehingga senantiasa merasakan
kehadiran dalam hidup.
3. Tadabbur Quran
Membaca, memahami, menghayati, serta mengamalkan Al Quran.
Syukur-syukur kita bisa mengajarkannya. Usman bin ‘Affan r.a., berkata,
“Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari
Al Quran, kemudian mengajarkannya.” (H.R. Bukhari).
Al Quran adalah kitab sebagai petunjuk bagi manusia. Apabila
menemukan fenomena-fenomena yang menimbulkan keraguan, maka solusinya adalah
dengan mentadabburi Al Quran.“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah 2: 2).
Dengan tadabbur Quran, hati menjadi bercahaya karena Al Quran berfungsi sebagai
cahaya (penerang) bagi orang yang dalam kegelapan, yang diliputi oleh
keragu-raguan, kebimbangan dalam menjalani kehidupan, sehingga mendapatkan
kemampuan membedakan dengan jelas mana yang benar dan mana yang batil.
“Mengapa mereka tidak mentadabburi (memperhatikan) Al Quran, ataukah hati
mereka terkunci?” (Q.S. Muhammad 47: 24)
4. Dzikrullah (banyak mengingat )
Dengan mengingat , hati akan menjadi tentram.
Ketentraman itu terasa dari jiwa ihsan, yaitu merasakan selalu melihatnya sehingga setiap aktivitasnya
senantiasa ada dalam tataran fitrahnya (mengikuti petunjuk ), yaitu ada dalam situasi
tentram dan damai, penuh keimanan yang merupakan cahaya didalam menjalani
kehidupannya.
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) , dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang
terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al Ahzab 33: 41-43).
5. Memperbanyak do’a
Memohon pertolongan Allah agar hidup senantiasa ada dalam
petunjuk-Nya, senantiasa berada dalam jalan yang pernah ditempuh oleh
orang-orang yang telah mendapatkan anugerah nikmat-Nya seperti para nabi,
shiddiqin, syuhada, dan shalihin.
“Dan barangsiapa yang menta’ati dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang yang dianugerahi nikmat oleh , yaitu para nabi, para
siddiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka
itulah teman-teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S.
An-Nisa 4: 69).
6. Mencintai fakir miskin dan anak yatim.
Abu Hurairah r.a. bercerita, sseseorang melaporkan kepada
Rasulullah saw. tentang kegersangan qalbu yang dialaminya. Beliau saw., menegaskan,
“Bila engkau mau menghidupkan qalbumu, beri makanlah orang-orang miskin dan
cintai anak yatim.” (H.R. Ahmad).
Mencintai mereka diaplikasikan dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, dan
kegiatan-kegiatan sosial yang dilandasi tujuan membahagiakan fakir, miskin, dan
yatim sebagai ekspresi dari jiwa syukur atas anugerah kenikmatan . Syukur adalah aktivitas yang
lahir dari keyakinan bahwa harta yang dimilikinya adalah titipan yang harus dipergunakan secara proporsional
sesuai yang dikehendaki-Nya. akan menambah nikmat bagi orang-orang yang
bersyukur. Semakin banyak membahagiakan orang lain, akan semakin banyak
kenikmatan hidup yang akan diraih. “...Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim/14: 7).
Itulah di antara strategi agar iman tetap kokoh. Sehingga iman yang kita miliki
dapat diibaratkan seperti pohon yang kokoh, berdaun rindang, berbuah lebat,
dapat dijadikan tempat berteduh, bersandar, dan berlindung orang-orang yang
kepanasan dan kecapean. Apabila ada angin atau badai datang menimpanya, pohon
tersebut akan tetap kokoh berdiri tegak, elegan, gagah, indah, dan mempesona.
Wallahu A’lam.
*
* * * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar